Selasa, 24 Juli 2012

pengertian ilmu budaya dasar


Maret 16th, 1998
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah llmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities”. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dan bahasa latin humanus yang bisa diartikan manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the htimanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar supaya manusia bisa menjadi humanus, mereka hams mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.

Rabu, 04 April 2012

Ubuntu Telah Hadir untuk Android


Kabar Ubuntu sistem operasi berbasis Linux yang sebelumnya dikabarkan mempersiapkan kehadirannya di smartphone dan tablet nampaknya bukan nampaknya bukan kabar ‘angin’ lalu. Kini sistem operasi desktop terpopuler keluaran Canonical itu telah resmi meluncurkan produk barunya yang disebut Ubuntu for Android‘.
Rilis baru dari produk baru ini menghadirkan pengalaman komputasi desktop Ubuntu penuh yang dipasang pada smartphone bersama dengan lingkungan standar Android. Produk baru ini memungkinkan pengguna untuk menjalankan Ubuntuk dari smartphone Android, caranya dengan memasang perangkat tersebut ke sebuah dock yang terhubung dengan keyboard dan monitor.
Namun tidak hanya sekedar aplikasi virtualisasi Ubuntu pada ponsel, para pengembang juga telah menyatukan arsitektur Ubuntu ini berjalan di atas kernel Android dan dirancang sedemikian rupa agar bekerja baik pada CPU dual-core ARM.

Menariknya pengguna tetap mendapat akses ke seluruh aplikasi Google seperti Market, kontak, melakukan dan menerima panggilan serta melakukan aktivitas lainnya seperti mengedit dan menampilkan gambar, video. Bahkan penerimaan informasi ke semua email, SMS ataupun notifikasi akan tetap ada sehingga perangkat tetap bekerja layaknya sebuah ponsel pintar.
Meskipun mirip dengan platform WebTop Motorola, namun Ubuntu for Android ini membawa lebih banyak integrasi aplikasi yang lebih komprehensif dengan platform Android. Aplikasi Ubuntu yang di hadirkan dalam smartphone Android antar lain Web browser Chronium, email client Thunderbird, aplikasi microblogging Gwibber, VLC player dan masih banyak lagi. Selain itu Ubuntu for Android  juga mampu menggunakan konektivitas ponsel Android 3G, HSDPA maupun 4G.
Untuk menginstal produk baru Ubuntu ini diperlukan ponsel Android dengan prosesor dual atau quad core prosesor ARM dengan memori minimal 512 MB. Selain itu produk ini hanya bisa di instal pada handset yang terdapat port HDMI.
Untuk saat ini Canonical belum memiliki rencana memproduksi ponsel atau dock khusus untuk menjalankan produk ini, namun pendirinya Mark Shuttelworth membahas produk baru ini di blognya dan akan mendemonstrasikannya di acara Mobile World Congress minggu depan.
Seperti yang dikutip dari ExtremeTechUbuntu for Android bukan merupakan sistem operasi Ubuntu Mobile seperti yang direncanakan Canonical diluncurkan 2014. Canonical masih bekerja keras untuk menciptakan sistem operasinya sendiri yang lengkap untuk bersaing dengan Android.

Cara Mempercepat Kerja Handphone Android

semakin maraknya ponsel dengan basis android serta bayaknya aplikasi android yang di sedikan kadang membuat kinerja hp android kita sedikit lambat karena bayaknya aplikasi yang kita gunakan, dan pada kesempatan ini saya ingin sedikit berbagi kepada anda bagaimana cara mempercepat kerja hp android dengan berbagai aplikasi yang aman dan mudah di gunakan

Ada beberapa aplikasi yang bisa kita pakai untuk mengatur secara otomatis bila kapasitas memori sudah mulai full. Salah satunya adalah Optimus Root Memory Optimizer buatan Soapbox Apps. Aplikasi ini bertujuan untuk meningkatkan performa sistem dan daya tahan baterai dengan menyesuaikan pengaturan memori internal Android.

1. Optimus Root Memory Optimizer
Cara Mempercepat Kerja Handphone Android
Optimus Root Memory Optimizer secara otomatis membunuh aplikasi yang berjalan di latar belakang ketika memori sistem turun dibawah ambang batas tertentu. Artinya, aplikasi ini akan membebaskan memori lebih agresif sehingga meningkatkan kinerja sistem. Aplikasi ini menyediakan 3 pengaturan yang berbeda yaitu Moderat, Seimbang dan Extreme.

2. Advanced Task Killer
Aplikasi ini dapat dikatakan cukup sederhana karena begitu Anda masuk ke dalamnya, akan langsung terlihat aplikasi-aplikasi yang sedang berjalan. Tinggal tandai mana yang ingin Anda matikan, pilih “KILL selected apps” dan beres! Aplikasi ini juga dapat diatur untuk auto start. aplikasi ini sangat membantu anda dalam mempercepat kinerja hp android anda
3. App 2 SD
Salah satu alasan ponsel berjalan lambat adalah terlalu banyak aplikasi yang terinstal di memori internalnya. Jika Anda memiliki kartu memori berkapasitas besar, sedangkan perangkat Anda belum bisa menginstal secara otomatis di memori eksternal, gunakan saja aplikasi buatan Sam Lu ini. Pindahkan aplikasi-aplikasi yang terinstal di perangkat, namun dengan catatan Android yang Anda gunakan minimal sudah Froyo alias 2.2. dengan aplikasi ini akan sangat membantu mempercepat hp android anda
4. Dr saver+a Task Killer
Aplikasi untuk manajemen dan mengkatkan performa baterai di Android. Ya sesuai dengan namanya aplikasi in memiliki fungsi sebagai untuk menghemat baterai Android ini. Aplikasi ini memiliki fitur seperti: memberikan kemudahan kepada pengguna untuk mengakhiri aplikasi dan mereset ulang ponsel dengan mudah dan cepat cepat. Menampilkan status baterai termasuk suhu, waktu bicara dan berbagai informasi baterai lainnya. Nah, untuk meningkatkan performa baterai pengguna harus mematikan aplikasi yang tak berguna atau tidak sedang digunakan. Ada beberapa pilihan aplikasi yang dapat di akhiri secara langsung seperti manajemen kecerahan layar, pengaturan volume, indikator wifi, gps, bluetooth, Auto-sync.
5. ES File Explorer
ES File Explorer merupakan aplikasi file manager yang memiliki fungsi yang tepat untuk ponsel android yang anda miliki. Aplikasi ini memiliki banyak fungsi diantaranya file manager : copy, Paste, Cut/Move, Create, Delete and Rename, Share/Send) ilayaknya pada komputer, mengatur aplikasi serta backup, compress dan Decompress ZIP files, Unpack RAR files, menampilkan berbagai format photo, dokumen serta video, sebagai media text viewer dan editor, media pencarian files dan banyak yang lainnya.
Itulah beberapa aplikasi android yang bisa kita gunakan untuk mempercepat kinerja Handphone android kita semoga bermanfaat buat anda para pecinta gadget khususnya pemakai android

belajar ngee ROOT andoid yong

  1. Sudah di download kan file update.zip nya??
  2. Taruh file update.zip di sd card.
  3. Selanjutnya, matikan hp anda.
  4. Tekan volume (up) + home + tombol power secara bersamaan.
  5. Cara ngeRoot Samsung Galaxy Young
  6. Nanti anda akan masuk ke recovery mode
  7. Cara ngeRoot Samsung Galaxy Young
  8. Pilih yang "apply update from sd card". Untuk memilih pencet tombol volume.
  9. Pilih file update.zip
  10. Klik Reboot Now.
  11. Biarkan hp anda menyala, bilsa sudah nyala, coba cek ada aplikasi SuperUser tidak?? Kalau sudah ada, Root berjalan dengan sukses!!
  12. Done!!
Oiya, ngeRoot tidak menghilangkan data-data di ponsel, tapi ada baiknya di backup dahulu untuk jaga-jaga aja. Ok
http://id-blogku.blogspot.com/2011/12/tutorial-cara-ngeroot-samsung-galaxy.html
Selamat mencoba, semoga berhasil dan berjalan dengan baik,, :D

UPDATE : Buat pengguna Galaxy Mini, kurang lebih caranya sama dengan Root Galaxy Young di atas, namun file updatenya berbeda, silahkan download di bawah. INGAT!! Resiko kerusakan yang terjadi merupakan tanggung jawab anda.

Password : www.remo-xp.com
Download File Update.Zip
Download Update.zip For Galaxy Mini || sumber : www.remo-xp.com semoga artikel ini Tutorial Cara ngeRoot Samsung Galaxy Young bermanfaat untuk para pembaca setia blog HTC ini ^_^ Rating: 4.5

Senin, 26 Desember 2011

apa yng dimaksud dengan Subnet mask

Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
  • Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
  • Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.

Daftar isi

 [sembunyikan
  • 1 Representasi Subnet Mask
    • 1.1 Desimal Bertitik
    • 1.2 Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask
    • 1.3 Menentukan alamat Network Identifier
  • 2 Tabel Pembuatan subnet
    • 2.1 Subnetting Alamat IP kelas A
    • 2.2 Subnetting Alamat IP kelas B
    • 2.3 Subnetting Alamat IP kelas C
  • 3 Variable-length Subnetting

[sunting] Representasi Subnet Mask

Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
  • Notasi Desimal Bertitik
  • Notasi Panjang Prefiks Jaringan

[sunting] Desimal Bertitik

Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah:
<alamat IP www.xxx.yyy.zzz>, <subnet mask www.xxx.yyy.zzz>
Kelas alamat Subnet mask (biner) Subnet mask (desimal)
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0
Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai berikut:
138.96.58.0, 255.255.255.0

[sunting] Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask

Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR) yang didefinisikan di dalam RFC 1519. Formatnya adalah sebagai berikut:
/<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>
Kelas alamat Subnet mask (biner) Subnet mask (desimal) Prefix Length
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0 /8
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0 /16
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 /24
Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.

[sunting] Menentukan alamat Network Identifier

Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
Alamat IP    10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask  11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
------------------------------------------------------------------
Network ID   10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)

[sunting] Tabel Pembuatan subnet

[sunting] Subnetting Alamat IP kelas A

Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas A.
Jumlah subnet
(segmen jaringan)
Jumlah subnet bit Subnet mask
(notasi desimal bertitik/
notasi panjang prefiks)
Jumlah host tiap subnet
1-2 1 255.128.0.0 atau /9 8388606
3-4 2 255.192.0.0 atau /10 4194302
5-8 3 255.224.0.0 atau /11 2097150
9-16 4 255.240.0.0 atau /12 1048574
17-32 5 255.248.0.0 atau /13 524286
33-64 6 255.252.0.0 atau /14 262142
65-128 7 255.254.0.0 atau /15 131070
129-256 8 255.255.0.0 atau /16 65534
257-512 9 255.255.128.0 atau /17 32766
513-1024 10 255.255.192.0 atau /18 16382
1025-2048 11 255.255.224.0 atau /19 8190
2049-4096 12 255.255.240.0 atau /20 4094
4097-8192 13 255.255.248.0 atau /21 2046
8193-16384 14 255.255.252.0 atau /22 1022
16385-32768 15 255.255.254.0 atau /23 510
32769-65536 16 255.255.255.0 atau /24 254
65537-131072 17 255.255.255.128 atau /25 126
131073-262144 18 255.255.255.192 atau /26 62
262145-524288 19 255.255.255.224 atau /27 30
524289-1048576 20 255.255.255.240 atau /28 14
1048577-2097152 21 255.255.255.248 atau /29 6
2097153-4194304 22 255.255.255.252 atau /30 2

[sunting] Subnetting Alamat IP kelas B

Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas B.
Jumlah subnet/
segmen jaringan
Jumlah subnet bit Subnet mask
(notasi desimal bertitik/
notasi panjang prefiks)
Jumlah host tiap subnet
1-2 1 255.255.128.0 atau /17 32766
3-4 2 255.255.192.0 atau /18 16382
5-8 3 255.255.224.0 atau /19 8190
9-16 4 255.255.240.0 atau /20 4094
17-32 5 255.255.248.0 atau /21 2046
33-64 6 255.255.252.0 atau /22 1022
65-128 7 255.255.254.0 atau /23 510
129-256 8 255.255.255.0 atau /24 254
257-512 9 255.255.255.128 atau /25 126
513-1024 10 255.255.255.192 atau /26 62
1025-2048 11 255.255.255.224 atau /27 30
2049-4096 12 255.255.255.240 atau /28 14
4097-8192 13 255.255.255.248 atau /29 6
8193-16384 14 255.255.255.252 atau /30 2

[sunting] Subnetting Alamat IP kelas C

Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas C.
semoga bermanfaat bagi anda :D

[sunting] Variable-length Subnetting

Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap (fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti itu. Beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM).
Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli.
Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya.
Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host.
Tentu saja, teknik ini pun membutuhkan protokol routing baru. Protokol-protokol routing yang mendukung variable-length subnetting adalah Routing Information Protocol (RIP) versi 2 (RIPv2), Open Shortest Path First (OSPF), dan Border Gateway Protocol (BGP versi 4 (BGPv4). Protokol RIP versi 1 yang lama, tidak mendukungya, sehingga jika ada sebuah router yang hanya mendukung protokol tersebut, maka router tersebut tidak dapat melakukan routing terhadap subnet yang dibagi dengan menggunakan teknik variable-length subnet mask.
Jumlah subnet
(segmen jaringan)
Jumlah subnet bit Subnet mask
(notasi desimal bertitik/
notasi panjang prefiks)
Jumlah host tiap subnet
1-2 1 255.255.255.128 atau /25 126
3-4 2 255.255.255.192 atau /26 62
5-8 3 255.255.255.224 atau /27 30
9-16 4 255.255.255.240 atau /28 14
17-32 5 255.255.255.248 atau /29 6
33-64 6 255.255.255.252 atau /30 2

Apa itu subnetting?

Apa itu subnetting?

subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.

Analogynya seperti dibawah ini.

Jika terdapat 120 orang siswa SMA memilih jurusan IPA, akan lebih baik bila seluruh total siswa tersebut dibagi menjadi 4 kelas sehingga masing-masing kelas terdiri dari 30 orang siswa dari pada dijadikan 1 kelas besar tanpa ada pembagian. Kosep pembagian seperti inilah yang dianut dalam subnetting.

Contoh:

Alamt IP 192.168.10.0 dengan subnet mask default 255.255.255.0 didefinisikan sebagai kelas C yang yang berarti alamat IP tersebut tanpa subnetting hanya memiliki satu alamat network dengan 254 buah alamat IP yang dapat dibuat (192.168.10.1 s/d 192.168.10.254).

Sekarang kita akan membagi network yang sudah ada kedalam beberapa sub network menggunakan teknik subnrtting dengan cara mengganti beberapa bit Host ID yang ada pada subnet mask dengan angka 1.

Sebelum subnetting:

IP addres : 192.168.10.0
Subnet Mask dalam Biner : 11111111.11111111.11111111.00000000
Subnet Mask dalam Desimal : 255.255.255.0

Stelah DiSubnetting Menjadi:


IP addres : 192.168.10.0
Subnet Mask dalam Biner : 11111111.11111111.11111111.11000000
Subnet Mask dalam Desimal : 255.255.255.192

Perhatikan bilangan biner yang di ganti, 2 bit angka 0 pada bagian Host ID saya ganti dengan 11 sehingga didapatkan subnet baru 255.255.255.192(anda tentu diperbolehkan mengganti dengan biner 111.1111.11111.111111 atau 1111111). Terus apa yang bisa lita lakukan dengan subnet yang baru tersebut?, Biasanya pembahasanya meliputi :
Berapa jumlah subnet?
Berapa jumlah host persubnet?
Berapa jumlah rentang Ip dan Ip yang bisa digunakan?
nah dibawah ini akan saya bahas... ;)

1). Menentukan Jumlah subnet (Sub Jaringan) baru yang terbentuk.
gunakan rumus 2^n-2 dengan n adalah jumlah bit 1 pada host ID yang telah dimodifikasi(11000000), maka didapat 2^n-2 =2. jadi IP 192.168.10.0 setelah
di subnetting didapatkan 2 subnet baru.

2. Menetukan Jumlah Host persubnet (Per sub Jaringan)
Gunakan rumus 2^h-2, dengan h adalah jumlah bit 0 pada host ID (11000000),maka
di dapat 2^h-2=62, jadi terdapat 62 host persubnet. atau dengan kata lain dari 2 kelompok sub jaringan yang ada, masing-masing sub jaringan dapat menampung 62 komputer dengan alamat IP yang berbeda.

Perhatian: karena pada contoh ini kita menggunakan kelas c, jadi penghitungan bit 0
hanya dilakukan mulai dari octat ke 4 saja. untuk kelas A anda harus menhitungnya
mulai dari octat ke 2,3 dan 4 serta kelas B mulai dari octat ke 3 dan 4 selama octat-octat
tersebut tidak bernilai 1.

3. Menentukan Block subnet dan rentang IP Address
Block subnet diperoleh dengan cara mengurangi 256(2^8) dengan angka dibelakang subnet musk yang telah dimodifikasi, 256-192=64, setelah itu jumlahkan angka hasil pengurangan ini sampai sama dengan angka dibelakang subnet sehingga didapat 64+64=128, 128+64=192. jadi kelompok IP address yang diterapkan pada 2 sub jaringan baru tersebut adalah 64:

192.168.10.64 s/d 192.168.127, subnet ke 1

192.168.10.128 s/d 192.168.191, subnet ke 2

4. Menentukan IP Address yang bisa digunakan.
Dari rentang IP Address pada masing-masing subnet diatas tidak semuanya dapat digunakan
sebagai alamat IP sebuah Host, selengkapnya

Sub jarinagn ke 1.

Alamat subnet : 192.168.10.64
Alamat Host pertama : 192.168.10.65
Alamat Host Terakhir : 192.168.10.126
Alamat Broadcast : 192.168.10.127

Sub jarinagn ke 2.

Alamat subnet : 192.168.10.128
Alamat Host pertama : 192.168.10.129
Alamat Host Terakhir : 192.168.10.190
Alamat Broadcast : 192.168.10.191

Alamat Address yang bisa digunakan adalah mulai dari alamat host pertama
sampai dengan alamat yang terakhir pada masing-masing subnet.

dari contoh dan penjelasan diatas, ada beberapa alasan mengapa kita
perlu melakukan subnetting.

mengurangi kepadatan lalulintas data: sebuah LAN dengan 254 host akan lebih padat
lalu lintas datanya dibandingkan dengan sebuah LAN dengan 64 host.

Meningkatkan unjuk jaringan: semakin banyak jumlah host, akan semakin
kecil kesempatan masing-masing host dalam mengakses data-data dalam
jaringan yang artinya mengurangi unjuk kerja dari jaringan itu sendiri.

Penyederhanaan dalam pengelola: Jaringan yang jauh, banyaknya jumlah komputer yang
harus di hubungkan akan mudah dikelola bila dibuatkan jaringan sendiri ketimbang
harus dijadikan satu jaringan besar.